BERAS
KAMPUNG
(Alfeus Krispinus)
Pulau kalimantan yang tepatnya Kalimantan Barat yang
masyarakatnya sebagai peladang penghasil padi untuk kebutuhan
makan. Masyarakat lokal yang menyebut
hasil padi mereka sebagai beras kampung. Beras kampung yang banyak ragam seperti
beras merah, beras hitam dan pulut, dalam bahasa dayak kanayatn beras poe’.
Sebagai sarana untuk mengingat hasil perjalan di beberapa daerah dan bercerita
mengenai rutinitas bertani untuk mendapatkan padi, sedikit rangkaian dalan
tulisan ini ku salin.
Bermula dari bincang-bincang dengan beberapa teman
mengenai ketahanan pangan, kedaulatan pangan dan akan cinta produk lokal dengan
pangan lokal. Seperti aliran sungai yang terus mengalir dari hulu ke hilir ide-ide
dalam benak ini terpikir untuk menulis sedikit mengenai pangan lokal yang
bertema beras kampung. Kemampuan untuk mengingat yang terbatas jadilah ketikan
santai untuk dokumen pribadi dan kiranya menjadi pengetahuan saya pribadi serta orang lain yang membaca tulisan ini.
B
|
erawal dari kampung halaman bapakku di kampung Panapat
Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
Setiap kali pulang kampung aku selalu disuguhi dengan beras kampung, nasi
sebagai santapan makan siang. Dengan berladang beras kampung ini selalu ada dan
inilah beras kampung yang menurut orang Panapat sebagai identitas mereka.
Sambil bersantap makan siang bersama saudara atau
page samadiatn dalam (Bahasa Dayak Kanayatn) bercerita mengenai baras kampung
mereka ini. Berladang dengan kebiiasaan bertani ala masyarakat adat yang
mengedapankan kebersamaan dan keberlagsungan dalam pengelolaan sumber daya alam
agar dapat terus berladang. Kata paman-paman, tante dan para sepupu mengatakan
beras lokal ini banyak jenis dan namanya, mungkin ada beberapa orang di
generasi sekarang yang tidak tau
nama-nama padi yang mereka makan. Sambil ku tersenyum mendengar kata-kata ini
dan terucap pula dimulutku “aok akupun tidak tau om” hehehehe sambil tersenyum
bahwa itu juga yang kualami, dengan bahasa yang bercampur bahasa dayak dan
Indonesia.
Setidaknya
ada sekitar 6 jenis beras dan 1 beras pulut atau Poe’. Dari bentuk padinya yang banyak mereka
katakan tetapi aku pasti tidak mengetahui bagaimana untuk membedakan antara
satu sama lain nama padi dan ciri-ciri padinya.
Dari nama-nama padi itu segera ku ingat dan setelah makan bersama di catat
dan semoga benar dalam penulisannya :
1.
Beras
Palawangk
2.
Beras
Sabentek
3.
Beras
Labatn
4.
Beras
Lansatn
5.
Beras
Kuku Balam
6.
Beras
Sakado
7.
Beras
pulut atau Poek
Menulis mengenai
beras-beras kampung atau juga yang biasa disebut beras gunung ini, kembali di
daerah petengahan kalimantan Barat yang tadinya cerita di hilirnya. Kesempatan
yang Tuhan berikan untuk berkunjung dan mengali cerita-cerita
mengenai beras lokal dalam momen petualan pendek dan santai-santai ketemu
banyak orang yang ramah dan baik.
K
|
ampung atau Dusun Tukun
Desa Sungai Dangin kecamatan Noyan dan Terusan di kecamatan Kembayan, Kabupaten
Sanggau Kalimantan Barat, Dayak Bisomu yang mendiami wilayah ini yang berladang
dan mengembangkan metode bertani dengan bersawah pula.
Berjalan santai di
suatu waktu menyapa orang yang ditemui. menghampiri rumah yang dikenal bersapa
dan bersenda gurau. Udara yang astri di kampung ini melihat orang-orang yang
melintasi kami yang sedang berbincang-bincang. Pengetahuan mengenai beras
kampung yang biasa mereka sebut beras gunung, aku membuka pembicaraan agak
serius. Setidaknya ada 11 beras gunung ini yang mereka tanam diladang dan ada
juga yang cocok di tanam di area persawahan.
1.
Baras Ponyet : Beras merah
2.
Beras Kelasih : Beras hitam dan berbau harum atau wangi
3.
Beras Doi : Beras putih
4. Beras Muliau : Beras Putih
5.
Beras Momei : Beras Putih
6.
Beras Tayan : Beras Merah
7.
Beras Cantek atau beras Andum : Beras putih dan berbau wangi
8.
Pulut Anggur : Pulut hitan yang berukuran kecil
9.
Pulut Rebau : Pulut putih dan besar
10.
Pulut Badak : Pulut putih dan besar
11.
Pulut Santan : Pulut putih dan kecil
Mencatat dalam hati dan setelah sampai di rumah yang
ku tumpangi untuk menginap baru semua cerita dan informasi ku catat dalam buku
kecil yang menjadi teman perjalananku. Kata
perkata yang di coba untuk mendokumentasikan cerita ini sebagai pengetahuanku
dan semoga menjadi berharga juga bagi generasi berikutnya.
K
|
apuas Hulu, Januari 2016 aku kembali di Lanjak dari
liburan Natal dan tahun baru. Sambil berkunjung di desa-desa seperti desa
Labian Ira’ang, Desa Labian dan Desa Sungai Ajung. Masih dalam suasana hari
raya yang masih tersisa dan masyarakatpun sudah mulai mempersiapan masa panen
padi di Februari nanti. Santai bersenda gurau suasana selalu hadir
ditengah-tengah kami. Masih berbekal ingatan mengenai beras kampung ku,
bertanya juga mengenai beras kampung yang waktu itu aku sedang di Desa Labian
Ira’ang. Para bapak-bapak dan ibu sangat bersemangat jika kita ajak
berbincang-bincang mengenai sejarah atau asal usul kampung mereka. Kali ini
tema santai mengenai beras kampung. Satu persatu dan silih berganti menyebutkan
berbagai jenis beras yang mereka tanam. Ada 16 jenis bibit padi yang sampai
sekarang masing masyarakat tanaman seperti :
1. Padi
pulut
2. Padi
rabe’ (beras putih)
3. Padi
Bali’ (beras merah)
4. Padi
Salima (baras putih)
5. Padi
Lenset (beras putih)
6. Padi
Sio (beras putih)
7. Padi
brio dalam bahasa lokalnya padi kanawit (menurut masyakat padi jenis ini
berasal dari Malaysia)
8. Padi
PB
9. Padi
Salon
10. Padi
Malaya (Padi dari Malaysia)
11. Padi
seluang (padi yang menghasilkan beras wangi dan enak, masyarakat lebih sering
menanaamnya tiap masa tanam)
12. Padi
mogret
13. Padi
sarian (padi dari Malaysia)
14. Padi
kamba’
15. Padi
bije
16. Padi
Paya’ nyamu’ (beras merah)
Kisah pendek yang
kutulis ini cukup melelahkan jari jemariku untuk menulis tetapi dengan semangat
ingin tau dan semoga ku ingat terus, dan
menulis kata demi kata. Dalam benaku
tulisan pendek ini masih belum lengkap tanpa ada foto. Proses dokumentasi yang
belum bisa disajikan dalam tulisan ini karena perlu teknik tersendiri dalam mengenali
bentuk dan warna padi dengan banyak jenis. Semoga lain kesempatan tulisan ini
dapat dilengkapi dengan foto padi sesuai jenis dan nama-namanya.