Rabu, 20 Mei 2020

Bergotong Royong Versi Masyarakat Dayak


 Bergotong Royong

Versi Masyarakat Dayak

Kalimantan Barat 




B
ersama-sama menyelesaikan suatu pekerjaan bagi masyarakat Dayak sudah sejak lama di lakukan. Bergotong royong istilah sekarang yang sering kita lakukan dari tingkat desa hingga masyarakat yang di kota. Secara umum praktek gotong royong ini sama bagi kebanyakan masyarakat dayak yang dulunya hanya di dilakukan untuk penyelesaikan pekerjaan di peladangan.

Sumber tulisan  ini walupun masih sedikit setidaknya bermakna bagi saya untuk mendokumentasikan praktek gotong royong versi masyarakat dayak ini di Kalimantan Barat khususnya Dayak Kanayatn, Dayak Tamambaloh, Dayak Iban di Kapuas hulu dan dayak di Kalimantan Barat pada umumnya. Keberagaman istilah dan bahasa tetapi memiliki prinsip kerja yang sama saling bantu antar anggota masyarakat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dalam basa Dayak Kanayatn bergotong royong adalah “ Balale’ “, dalam bahasa Dayak Tamambaloh “Situlis“, bahasa Dayak Iban di Lanjak Kapuas Hulu “Bedurok” dan bahasa Dayak Kayong “Sambayan”, berikut list istilah dalam beberapa bahasa dayak di Kalimantan Barat :

No
Bahasa
Bahasa Dayak
1.
Balale’
Bahasa Dayak Kanyatn
2.
Sambayan
Bahasa Dayak Pesaguan, dayak Kayong dan Dayak Gerunggang_Ketapang
3.
Situlis
Bahasa Dayak Tamambaloh_Kapuas Hulu
4.
Bedurok
Bahasa Dayak Iban_Kapuas Hulu
5.
Odi/Pangaris
Bahasa Dayak Kualan_Simpang Hulu_Ketapang
Tabel dalam bahasa dayak di Kalbar
(Sumber : hasil obrolan dengan masyarakat sewaktu berkunjung
 di daerah dan hasil info teman-teman)


Gotong royong ini sering dilakukan dalam proses dan pekerjaan pertanian. Dulu banyak masyarakat dayak berladang. Semangat  ini lah yang menjadi kekuatan petani yang berlandaskan kearifan lokal. Budaya yang sudah ada dari nenek moyang dayak  ini terus menjadi pola kerjasama yang berkembang dari kelompok kecil hingga kelompok besar. Bergotong royong biasa mulai dari kegiatan persiapan lahan, hingga panen. Sekarang berkembang tidak hanya pada momen-momen berladang saja tetapi juga sudah di pergunakan  untuk bersawah di masyarakat Dayak Kanayatn di Kecamatan Toho dan sekitar dengan tradisi Balale’ mereka dapat menyelesaikan pekerjaan bersawah lebih ringan dan cepat.

Foto : Olah lahan dan tanam padi bersama-sama disawah
(Lokasi Desa Sekabuk_Kabupaten Mepawah_Kalbar)


Dari semua bahasa dayak dalam bergotong royong memiliki prinsip yang sama untuk saling bantu dalam pekerjaan antar anggota masyarakat di kampung. Gotong royong ini secara partisipatif melalui kesepakatan lisan dan terjadual serta di ingat oleh semua anggota gotong royong. Sambil bekerja biasanya anggota gotong royong saling bersenda gurau dan bincang-bincang santai. Senda gurau dan obrolan santai ini jika di maknai sebagai proses untuk saling mengingatkan jadual atau giliran besok dan besok harinya membantu diladang maupun sawah siapa. Praktek baik ini terencana sederhana tapi berjalan baik dan secara aktif mereka hadir. Iklas dan senang itu yang terpancar dari raut wajah para anggota gotong royong, padahal mereka rasanya bekerja terus dari hari kehari baik itu kelompok gotong besar hingga kecil.

Foto : bersama menunggal di ladang
(Lokasi : Masyarakat di Dusun Ganti Desa Sungai Ajung_Kapuas Hulu)



Budaya bijak ini patutlah di lestarikan yang dulunya identik untuk berladang, balale’ atau Situlis atau lainnya dalam bahasa dayak lainnya tujunnya mulia untuk meringankan kerjaan anggota keluarga atau masyarakat di kampung untuk mendapatkan hasil pertanian atau ladang lebih baik. Setidaknya menjadi alasan mengapa saya menulis ini sebagai bentuk informasi yang turun menurut bahwa gotong royong bagian dari keseharian dan budaya kita. Menjadi bentuk berkembangnya jaman bahwa kegiatan bersama berladang dulunya sekarang di terapkan di berbagai bidang kerjaan masyarakat.

Kecamatan Toho dan sadaniang yang sebagian besar bersawah memakai sistem kerja balale’ ini. Hampir dari awal persiapan lahan sawah, tanam, merumput hingga panen mereka gotong royongkan. Dengan cara ini terbukti hasil kerja ini cepat dan banyak hasilnya, sehingga ada kelompok-kelompok kecil lagi yang memiliki nama, seperti aleatn harian, aleatn minggu dan aleatn bulanan. Semangat inilah yang kiranya tarus ada dengan tujuan selain meringakan kerjaan, ada proses komunikasi dan transfer pengetahuan dalam bidang pertanian.


Foto : kelompok Balale’ menanam di sawah desa Sambora dan Benuang
Kecamatan Toho_Kalimantan Barat


Pada kesempatan dan di kemudian hari semoga dapat diperkaya tulisan saya ini dengan berbagai versi bahasa daya lain-lainnya. Tulisan kali ini semoga banyak menjadi informasi dan  intinya sebagai penyemangat bagi saya untuk terus menerus menulis kalimat demi kalimat pendek, menjadi bermanfaat  bagi orang lain. 


Foto : Bersama-sama bertanam sayuran di kebun
(Lokasi : Desa Sungai Ajung_Kapuas Hulu)


Teks & Fhoto : Alfeus Krispinus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar