Kamis, 17 Oktober 2019

Penampungan Air Hujan


Tangki Ferrocement

T F C

(Kontruksi Penampungan Air Hujan atau PAH berbahan baku semen)

Penampungan air hujan yang berbahan baku antara lain semen, besi cor dan bahan bangunan lainnya ini merupakan salah satu kontruksi yang Yayasan Dian Tama kembangkan mulai tahun 1996 hingga 2007 di sebagian kecamatan Sungai Ambawang dan Kuala Mandor B dan beberapa daerah lainnya. Dengan kebutuhan air bersih yang banyak di dapat dari air hujan jadi diperlukan penampungan yang besar untuk satu rumah tangga. Memanen air hujan sudah dari dulu dilakukan masyarakat di kedua kecamatan ini untuk kebutuhan sehari-hari. TFC,, kawan-kawan Yayasan Dian Tama dan masyarakat menyebutnya dari kontruksi ini.

Bentuk dari TFC ini seperti tabung besar yang memilik bagian-bagian dan fungsi dari sebuah penampungan air hujan. Penampungan air hujan yang bulat ini yang berkapasitas 6.000 liter atau 6 kubik ini yang berdimensi 150 cm tingginya dan 228 cm diameter lingkarannya.

 

 Sketsa TFC

Sketsa kontruksi TFC memiliki bentuk bulat dan mengapa tidak persegi empat seperti kontruksi lainnya, alasannya adalah untuk membagi tekanan air supaya merata di seluruh bagian TFC dan tidak tertumpu pada satu sisi saja. Kemudian pada bagian atasnya berbentuk kubah bertujuan untuk menghindari air tidak menyentuh langit-langit TFC yang pasti sebagiannya tidak tertutup  semen semua dan besinya masih timbul. Jadi bentuk bagian atas ini akan aman karena air tidak menyetuhnya. Kita lihat juga ada bagian persegi empat sebagai pintu untuk air hujan masuk yang mana ada saringan berlubang dan desainnya, beri arang sebagai penyaring.

Pada bagian dinding terdapat tiga pipa yang memiliki fungsi masing-masing. Dari sekian tahun di beberapa TFC yang ada di masyarakat hingga sekarang masih berdiri kokoh karena desain dan pengerjaannya sesuai rencana. Dari pengamatan kami jika pondasinya sudah pecah dan tak utuh lagi, TFC ini masih baik dan tidak mengalami pecah maupun kebocoran.

Kontrtuksi TFC yang sudah jadi

Bicara bentuknya TFC ini memiliki ketebalan 5-6 cm dan dengan jangka waktu pengerjaan 4-5 hari dengan 3 orang tukang. Ukuran 6 kubik untuk 1 rumah tangga cukup ideal untuk kebutahan air 2-3 bulan. Lingkaran 228 cm cukup dibangun di depan rumah dan samping rumah, pastinya di sesuaikan dengan posisi atap rumah untuk memudahkan instalasi talang air ke TFCnya.

Kalau di atas bercerita mengenai kontruksinya, bagian ini yang ingin saya ceritakan juga metode pembagian untuk masyarakat yang membutuhkannya. Yayasan Dian Tama dan para penyumbang sosial untuk kegiatan ini pastilah terbatas jumlahnya untuk memberi, tetapi dengan metode bergulir dan pembagian peran dengan masyarakat, TFC ini dapat di bangun di banyak rumah tangga secara bertahap.

Metode bergulir itu dengan cara awalnya kontruk TFC 1 unit untuk 3 rumah dan biayanya dikembalikan dalam bentuk kredit 10 bulan dan dana yang terkumpung di pergunakan kembali untuk kontruksi di rumah ke-2, begitu seterusnya sehingga ke tiga rumah tangga ini masing-masing mendapatkan TFC begitu juga dilakukan untuk kelompok 3 rumah lainnya.  Berbagi peran dalam hal ini ada juga swadaya masyarakat penerima TFC ini yaitu, konsumsi tukang, persiapan pondasi dan bersama dengan kawan-kawan Dian Tama mendistribusikan material seperti semen, besi dan pasir dari steher atau dermaga air menuju rumah, yang di masa 1996-2000an transpotasi masih memakai jalur sungai. Hanya sekitar tahun 2000-2007 jalan trans Kalimantan mulai ada pengerasan tetapi belum bisa untuk pendistribusian material TFC.

Pengalaman kegiatan TFC dari Yayasan Dian Tama ini saya tuangkan dalam sebuah tulisan singkat dan sederhana ini bertujuan sebagai dokumen pribadi, sheering pengetahuan dan pembelajaran yang kiranya dikemudian waktu masih relefan untuk di pakai kembali caranya. Setidaknya ada 3 hal yang dapat bagikan dalam kegiatan TFC Yayasan Dian Tama ini yaitu :
  1.   Teknik kontruksi yang terjadi transfer pengetahuan.  
  2.   Mekanisme bergulir supaya banyak yang bisa mendapatan TFC dengan dana terbatas.
  3.   Kaderisasi tenaga kontruksi, dimana di masing-masing desa 3-6 orang memiliki keterampilan   kontruksi TFC.

Pada jaman sekarang dengan semakin banyak orang-orang yang paham dalam bangunan sudah pasti bisa membuat sendiri dengan melihat sket TFC ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi banyak orang.


Teks & Foto : Alfeus Krispinus
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar